PUISI
Dibalik Kata Aku bungkam
Potret kita,
Menjalar di aspal-aspal tanah ibu
kota
Menghabiskan senja dengan hirup
polusi udara
Sepenggal syair menjadi makanan bagi
cacing dalam perut
Potret kita adalah mimpi yang hanya
menjadi bunga tidur,
terus mendengkur. Tak kunjung bangun
Ketika cinta hanya cinta, tak kunjung
jadi nyata
Bidikan mata hanya simpati yang tak
kunjung jadi empati
Potret kita.
Lalu, dibalik kata aku bungkam
Bahagianya direnggut sebungkus nasi,
untuk dibagi
Untuk hidup esok hari
Tapak apa yang bisa kita layangkan
Untuk mereka terbang meraba cahaya
Diantara gemerlap lampu ibu kota
Puisi lama yang ditemukan membeku dari Dhea Fuzti
Komentar
Posting Komentar